Senin, 04 Februari 2013

Al-Azhar Mesir tidak membuatku cerdas



“Syukron laka ya Abi… Syukron laka ya Abii robbaitani wa ro’aitani mundzu shigori. Syauqon laka ya Abi wa du’aai laka rodhoita minhu”  begitu lirik yang di dendangkan oleh Sulis di dalam sholawatnya yang kurang lebih artinya “Terimkasih wahai ayahku… terimakasih wahai ayah , kau telah mendidikku dan menjagaku dari masa kecilku. Rinduku kepadamu wahai ayah dan do’aku agar kau di Ridhoi oleh-Nya”. Izzzayyak ya abuya? Ah, mana mungkin abiku paham bahasa mesir. Semoga getaran rindu ini samoai kepada kedua orangtuaku yang tahun ini akan melaksanakan haji. Allahummaj’alhuma Hajjan Mabruuron… Amin.

Minggu, 08 Januari 2012

Mesir Aneh Tapi Nyata


Di seberang Gami' hay 'ashiir, sudah menunggu sebuah tramco yang siap membawa kami para Masisir (Mahasiswa Indonesia Mesir) yang ingin pergi ke masjid azhar dan sekitarnya. Aku pun segera menaikinya karena saat itu waktuku sudah tidak banyak lagi, aku tidak ingin terlalu terlambat menghadiri majlis syeikh Ali Jum’ah saat itu.

Setelah tramco penuh, sang sopir pun menjalankan mobil yang membawa kami. Di tengah perjalanan, tepatnya di nadi syurthah masih dekat dengan buust. Aku melihat kejadian yang cukup unik dan menggelikan, dan aku pikir ini hanya terjadi disini dan tidak akan pernah aku lihat di Indonesia. Memang di Mesir ini banyak sekali hal-hal unik dan lucu yang belum pernah aku saksikan di negeriku sendiri.

Kamis, 05 Januari 2012

Mesir Tidur Satu Tahun ? Silahkan...



“Ku tahu yang ku mau”. Inspirasi kata ini yang membuat saya tertarik untuk menuliskan fenomena budaya orang Indonesia yang ada di Mesir terutama apa yang saya ketahui dari mata kepala sendiri. Bagi sebagian orang negara ini adalah negeri impian. Orang beragama islam menganggap negeri ini sebagai tanahnya para nabi, bagi pecinta sejarah, negeri ini adalah tempat yang tepat untuk mengeruk info sebanyak-banyaknya tentang kehidupan masa lalu. Bagi pemalas, negeri ini adalah tempat tidur. loh!

Sebelum membahas lebih jauh kenapa saya mengatakan demikian, akan saya sebutkan dulu kronologinya. Semua orang tahu kalau budaya arab itu adalah budaya terbuka sekaligus tertutup. Jika menyangkut kebutuhan sosial, masyarakat arab termasuk terbuka. Mesir terbuka dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang masuk ke negaranya, percampuran budaya sangat terasa jika mau mempelajarinya, Cairo identik dengan budaya islamnya, Alexandria dengan budaya Yunaninya dan Luxor budaya fir’aunnya.